Aku Punya Batasan, Allah Tidak.
Malam begini teringat dulu pernah ada yang semacam menegur atau merendahkan saya mungkin. Dia adalah seorang kakak tingkat satu jurusan yang katanya paham tentang agama, yang katanya dulu di pesantren blablabla.
Saya dibegitukan hanya karena 1 tweet di medsos. Isinya : Otakku sudah tak muat lagi ya Allah..
Saya aneh kenapa begitu serius menanggapinya. Itu hanyalah keluh kesah dari seorang mahasiswa yang lelah menghafal setumpuk hafalan demi ujian. Dan dia membalas seakan-akan saya merendahkan Tuhan-Nya. Tunggu, dia bilang Tuhan-Nya.
Yang saya tahu, Tuhan itu satu, apapun agamanya, kita menyembah Tuhan yang sama. Maha Adil, Maha Pengasih dan Penyayang. Yang saya tahu, manusia itu memang gemar mengeluh. Yang saya tahu, kapasitas manusia itu terbatas, namun Allah tidak. Allah menciptakan segalanya serba sempurna, namun sebagai manusia pasti ada kurang dan lebihnya.
Mungkin kita harus banyak introspeksi sebagai manusia. Mungkin kita juga harus lebih bisa memahami orang lain tanpa menjudge. Mungkin dia lelah, entahlah.
Kadang orang yang benar-benar pintar merasa dirinya tidak tahu, dan yang lain malah tong kosong nyaring bunyinya. Seandainya dia tahu kalau saya tidak pernah berpikir sedangkal itu, mungkin dia tidak usah menyebabkan orang lain sakit hati. Mungkin dia bisa belajar untuk lebih memahami, mungkin dia bisa lebih menyibukkan diri pada hal lain selain menjudge orang.
"Big people talk about ideas, small people talk about other people." Terlepas dari segala alasan dia yang sebenarnya begitu, sampai saat ini saya menyesalkan itu. Tapi saya juga belajar untuk lebih membuka mata, membuka pikiran. Sesungguhnya apa yang saya punya dan pahami tidak ada apa-apanya di mata Allah, dan saya mengerti jika Allah tidak mempunyai batas, dan saya sebagai manusia punya.
Mungkin ini batas saya, dan itu batas beliau. No offense untuk siapapun dan agama itu bukan untuk diperdebatkan, namun untuk diyakini dan dijalani. Apapun yang diyakini, silakan, itu hak semua orang. Yang bukan hak adalah ketika kita merasa paling benar lalu menyalah-nyalahkan orang. Semoga saat ini beliau sudah lebih dewasa dan bijak dalam menyikapi segalanya.
Bandung, sekitar 6 jam sebelum kerja di hari Senin.
-szieqyu-
Saya dibegitukan hanya karena 1 tweet di medsos. Isinya : Otakku sudah tak muat lagi ya Allah..
Saya aneh kenapa begitu serius menanggapinya. Itu hanyalah keluh kesah dari seorang mahasiswa yang lelah menghafal setumpuk hafalan demi ujian. Dan dia membalas seakan-akan saya merendahkan Tuhan-Nya. Tunggu, dia bilang Tuhan-Nya.
Yang saya tahu, Tuhan itu satu, apapun agamanya, kita menyembah Tuhan yang sama. Maha Adil, Maha Pengasih dan Penyayang. Yang saya tahu, manusia itu memang gemar mengeluh. Yang saya tahu, kapasitas manusia itu terbatas, namun Allah tidak. Allah menciptakan segalanya serba sempurna, namun sebagai manusia pasti ada kurang dan lebihnya.
Mungkin kita harus banyak introspeksi sebagai manusia. Mungkin kita juga harus lebih bisa memahami orang lain tanpa menjudge. Mungkin dia lelah, entahlah.
Kadang orang yang benar-benar pintar merasa dirinya tidak tahu, dan yang lain malah tong kosong nyaring bunyinya. Seandainya dia tahu kalau saya tidak pernah berpikir sedangkal itu, mungkin dia tidak usah menyebabkan orang lain sakit hati. Mungkin dia bisa belajar untuk lebih memahami, mungkin dia bisa lebih menyibukkan diri pada hal lain selain menjudge orang.
"Big people talk about ideas, small people talk about other people." Terlepas dari segala alasan dia yang sebenarnya begitu, sampai saat ini saya menyesalkan itu. Tapi saya juga belajar untuk lebih membuka mata, membuka pikiran. Sesungguhnya apa yang saya punya dan pahami tidak ada apa-apanya di mata Allah, dan saya mengerti jika Allah tidak mempunyai batas, dan saya sebagai manusia punya.
Mungkin ini batas saya, dan itu batas beliau. No offense untuk siapapun dan agama itu bukan untuk diperdebatkan, namun untuk diyakini dan dijalani. Apapun yang diyakini, silakan, itu hak semua orang. Yang bukan hak adalah ketika kita merasa paling benar lalu menyalah-nyalahkan orang. Semoga saat ini beliau sudah lebih dewasa dan bijak dalam menyikapi segalanya.
Bandung, sekitar 6 jam sebelum kerja di hari Senin.
-szieqyu-
Komentar
Posting Komentar