Marriage? Ngomongin nikah..

Well, di umur segini udah lulus kuliah dan udah kerja, makin santer aja sama yang namanya nikah. Apalagi makin kesini kayanya makin tren nikah muda. Kumpul sama si ini, eh ngomongin nikah. Eh pada ngode pasangannya buat cepetan lamar, buat cepet ijab kabul.

Ngga sih, saya nggak pernah nentang adanya istilah nikah muda. Buat kalian yang baca ini, ini cuma menurutku lho, bukan ngejudge atau apa. Kalau kalian punya pikiran lain ya silahkan aja, kita kan memang diciptakan berbeda hahaha.

Kita boleh aja nikah muda, asal siap. Boleh kok belum mapan, asal punya pegangan (untuk masalah keuangan). Bukan mata duitan, tapi segala di dunia ini kan butuh uang. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kan butuh uang, dan menurutku setelah kita memutuskan menikah masa sih masih mau memberatkan ortu terus. Menikah itu kan.. Berarti sudah siap untuk mengarungi hidup berdua dengan segala kelebihan dan kekurangan.

Bukan nggak pengen, tapi kesiapan setiap individu itu bervariasi. Saya sih pengennya siap dulu, siap menanggung segala konsekuensi dan juga siap untuk menerjang badai sebesar apapun terjadi nanti bersama pasangan. Setelah kuliah dan sekarang bekerja, saya ingin membahagiakan orang tua saya dulu. Saya tau kok jasa mereka nggak akan mungkin cukup dibayar pakai uang doang, tapi melihat mereka tersenyum karena dibeliin sesuatu atau sedikit membantu bayar ini-itu di rumah pake uang dari keringat kita sendiri itu merupakan hal yang membahagiakan.

Balik lagi ke nikah, pernikahan itu bukan hal yang main-main. Butuh kedewasaan dari kedua individu untuk menjalaninya. Memang, pernikahan itu menambah rezeki, tapi kan kita harus pikirin realita hidup zaman sekarang juga, lagi-lagi ini menurutku lho. Pernikahan membawa kedamaian dan kebahagiaan, ya jika kita bersama orang yang tepat.

Pernah ada yang nanya, target nikah itu umur berapa. Saya sih nggak pengen berekspektasi, masa aja yang kayak gitu ada deadlinenya. Saya sih gimana jodoh datang aja, dan saya yakin itu adalah pada waktu yang tepat dimana kita sudah siap. Sebagai wanita, nikah itu kan berarti mengikat kepada satu pria yang menanggung kita dunia dan akhirat. Ya harus siap dong kalo nanti ternyata ada hal yang kita nggak suka dari dia, waktu main dan kumpul bareng temen berkurang, harus bangun lebih pagi karena ada orang lain yang harus diurus, dll. Di FTV sama sinetron mah asik-asik aja nikah cuma gitu doang, dan happy ending always gitu kan. Realitanya, nikah itu tidak begitu,

Dengan diri saya yang sekarang masih slengean begini, apalagi di waktu senggang malah nonton Naruto secara maraton, kayanya sih masih harus memantapkan diri sampai ada orang yang mau menerima saya apa adanya, di saat saya cantik sampai acak-acakan, di saat saya muda sampai beruban, saya yang temperamen, saya yang penampakan masakannya ancur dan lain-lain. Dia yang mampu menenangkan saya dengan pelukannya, kata-katanya, senyumannya, dan dia yang mampu membimbing saya ke jalan yang lebih baik, Sampai ada yang seperti itu, saya sih nikmatin aja jadi single, berproses jadi orang yang lebih baik lagi, nikmatin weekend sama temen-temen, sibukin hidup sama keluarga, temen, kerjaan, dan ibadah juga.

Nikah itu ngga harus dibahas dan diidamkan, didoakan aja kepada Sang Maha Pencipta. Jodoh itu ada di tangan Tuhan, toh kalau waktunya pas dan kitanya siap juga walaupun dihalangi 7 benua 7 samudera pasti ketemu kok. Sampai saat itu tiba, nikmatin aja hidup yang sekarang, yang pasti bahagiain orang tua. Itu,

Komentar

Postingan Populer