Value
Semua orang ingin dihargai. Kadang hanya sesederhana ucapan tolong, maaf, dan terima kasih. Kunci pertama kamu bisa disenangi orang lain kadang sesederhana itu : tolong, maaf, dan terima kasih.
Kadang ketemu tukang parkir atau satpam, yang emang tugasnya buat bantu kita parkir atau nyebrang jalan. Tapi setelah ngasih ongkos parkir dan sesederhana "makasih,Pak" juga bisa mengukir senyuman di wajah mereka yang lelah, kadang malah dibonusin doa juga.
Sesederhana kita menghargai kebaikan seseorang yang sudah berbuat baik pada kita, walaupun kelihatannya sepele. Tapi, dari hal-hal sepele ini, kita sudah bisa menghargai orang.
Pernah ikut sebuah event yang panitianya seakan menggampangkan peserta. Tadinya sempet mikir ya bodo amat lah ya, tapi semua berawal dari sebuah gelas yang kupinjam dari Papa. Gelasnya dipakai display minuman dan belum balik juga. Alhasil dicari kemana-mana, ketemu panitia juga yang ada mereka malah melontarkan keluhan "duh capek ya.. panas ya.."
Ya gatel sih ya pengen ngomelin. Tapi semenjak menganut prinsip "doakanlah sebagaimana kamu ingin didoakan" ya udahlah didoain aja semoga mereka nggak gampang ngeluh lagi nanti-nanti. Semoga mereka bisa jadi lebih dewasa dan ngerti kalau mengeluh itu nggak bakal bikin segalanya selesai, yang ada malah nambah emosi negatif.
Singkat cerita, ketemulah apa yang dicari-cari. Pas ambil gelas, ada salah seorang yang nyeletuk "ah naon nu tadi mah xxxxx doang!"
xxxx ----> merk minuman serbuk instan. Memang pas saat itu demi kelancaran kita mutusin buat bikin xxxx dikreasiin aja, karena anak-anak cowok pengen bikin. Nggak mungkin bikin yang ribet juga kan demi keselamatan bersama.
Disitu agak jleb karena aku baru ngelangkah 5 meteran dari orang tsb. Mau balesin sih, tapi aku pikir sebagai orang dewasa yang baik, kita nggak boleh ikutan emosi negatif. Akhirnya memetik pelajaran : iya, kita nggak boleh gampangin orang. Jangan sampai orang mikir mulut kita kudu dicabein gegara omongan yang seakan nggak lewat otak dulu.
Mungkin itu contoh kecil. Tapi, mungkin aja, yang "doang" buat kita itu udah kemampuan orangnya segitu. Udah diusahain semampu dia. Kalau tahu faktanya, apakah masih pantas kita merendahkan orang lain?
Mungkin buat kita, masakan yang gitu doang itu udah dibikin sepenuh hati sama yang masak.
Mungkin buat kita, cuma acara gitu doang itu udah direncanakan begini begitu dan kita nggak tahu faktanya jadi kita sebagai peserta bisanya cuma liat kurangnya aja (btw, buat acara di atas yang jadi contoh, aku salah satu panitia dan jadi peserta pas hari H).
Mungkin buat kita, kumpul gitu doang itu orang lain udah nyempetin waktunya buat kita.
Intinya, semua orang nggak ada yang mau direndahkan atau digampangkan, jadi jangan pernah berlaku demikian ke orang lain. Kemampuan orang beda-beda.. Asalkan mereka sudah tulus, terima saja. Kecuali kalau mungkin kita lihat mereka kurang tulus, ah yasudah.. Koneksi no koreksi ya :)
Gimana sih cara menghargai orang lain yang tepat?
Ya itu, semudah ucapan tolong, maaf, dan terima kasih yang tulus. Semudah senyuman ke orang yang sudah berbuat baik pada kita. Semudah berpikir sebelum berucap, karena kita semua dikaruniai otak untuk berpikir. Semudah berpikir positif kepada orang yang sekiranya ingin berbuat baik kepada kita walaupun mungkin caranya kurang tepat (setelahnya bisa dijelaskan baik-baik ya).
Semudah mengetikkan semua teori ini namun melakukannya susah. Iya, butuh latihan. Tapi nggak ada salahnya jadi orang baik :)
Kadang ketemu tukang parkir atau satpam, yang emang tugasnya buat bantu kita parkir atau nyebrang jalan. Tapi setelah ngasih ongkos parkir dan sesederhana "makasih,Pak" juga bisa mengukir senyuman di wajah mereka yang lelah, kadang malah dibonusin doa juga.
Sesederhana kita menghargai kebaikan seseorang yang sudah berbuat baik pada kita, walaupun kelihatannya sepele. Tapi, dari hal-hal sepele ini, kita sudah bisa menghargai orang.
Pernah ikut sebuah event yang panitianya seakan menggampangkan peserta. Tadinya sempet mikir ya bodo amat lah ya, tapi semua berawal dari sebuah gelas yang kupinjam dari Papa. Gelasnya dipakai display minuman dan belum balik juga. Alhasil dicari kemana-mana, ketemu panitia juga yang ada mereka malah melontarkan keluhan "duh capek ya.. panas ya.."
Ya gatel sih ya pengen ngomelin. Tapi semenjak menganut prinsip "doakanlah sebagaimana kamu ingin didoakan" ya udahlah didoain aja semoga mereka nggak gampang ngeluh lagi nanti-nanti. Semoga mereka bisa jadi lebih dewasa dan ngerti kalau mengeluh itu nggak bakal bikin segalanya selesai, yang ada malah nambah emosi negatif.
Singkat cerita, ketemulah apa yang dicari-cari. Pas ambil gelas, ada salah seorang yang nyeletuk "ah naon nu tadi mah xxxxx doang!"
xxxx ----> merk minuman serbuk instan. Memang pas saat itu demi kelancaran kita mutusin buat bikin xxxx dikreasiin aja, karena anak-anak cowok pengen bikin. Nggak mungkin bikin yang ribet juga kan demi keselamatan bersama.
Disitu agak jleb karena aku baru ngelangkah 5 meteran dari orang tsb. Mau balesin sih, tapi aku pikir sebagai orang dewasa yang baik, kita nggak boleh ikutan emosi negatif. Akhirnya memetik pelajaran : iya, kita nggak boleh gampangin orang. Jangan sampai orang mikir mulut kita kudu dicabein gegara omongan yang seakan nggak lewat otak dulu.
Mungkin itu contoh kecil. Tapi, mungkin aja, yang "doang" buat kita itu udah kemampuan orangnya segitu. Udah diusahain semampu dia. Kalau tahu faktanya, apakah masih pantas kita merendahkan orang lain?
Mungkin buat kita, masakan yang gitu doang itu udah dibikin sepenuh hati sama yang masak.
Mungkin buat kita, cuma acara gitu doang itu udah direncanakan begini begitu dan kita nggak tahu faktanya jadi kita sebagai peserta bisanya cuma liat kurangnya aja (btw, buat acara di atas yang jadi contoh, aku salah satu panitia dan jadi peserta pas hari H).
Mungkin buat kita, kumpul gitu doang itu orang lain udah nyempetin waktunya buat kita.
Intinya, semua orang nggak ada yang mau direndahkan atau digampangkan, jadi jangan pernah berlaku demikian ke orang lain. Kemampuan orang beda-beda.. Asalkan mereka sudah tulus, terima saja. Kecuali kalau mungkin kita lihat mereka kurang tulus, ah yasudah.. Koneksi no koreksi ya :)
Gimana sih cara menghargai orang lain yang tepat?
Ya itu, semudah ucapan tolong, maaf, dan terima kasih yang tulus. Semudah senyuman ke orang yang sudah berbuat baik pada kita. Semudah berpikir sebelum berucap, karena kita semua dikaruniai otak untuk berpikir. Semudah berpikir positif kepada orang yang sekiranya ingin berbuat baik kepada kita walaupun mungkin caranya kurang tepat (setelahnya bisa dijelaskan baik-baik ya).
Semudah mengetikkan semua teori ini namun melakukannya susah. Iya, butuh latihan. Tapi nggak ada salahnya jadi orang baik :)
Komentar
Posting Komentar