Mars Venus - Part 1
Ini adalah cerita fiksi yang terinspirasi dari kisah nyata. Hahaha. Well, check this out. Mungkin bisa bersambung atau tidak, tapi yang pasti part 2 pasti ada :D
Seperti biasa, seperti pagi yang sebelumnya, kudengar jam alarmku berbunyi. Oh, sudah jam 06.30 rupanya. Tanganku pun mulai meraba-raba ke samping. Ingin rasanya melanjutkan tidur di hari libur ini, tapi apa bisa dengan alarm yang masih berbunyi? Udara pagi yang dingin pun masuk melalui jendelaku yang terbuka. Seiring dengan tanganku yang terus meraba-raba, kurasakan ada benda dingin yang tersentuh oleh tanganku. Tunggu, logam apa ini?
Mars Venus (Part 1)
Setting : kamar mewah dengan sprei putih dan segala yang serba putih.
Aku Venus, dan ini ceritaku bersama dia. Mars. Dia bagaikan siriusku, bintang terangku di langit malam.
Couple Rings |
Aku pun meraihnya dan membuka kedua mataku. Ini cincin. Cincin emas putih yang juga melingkar manis di jari manisku. Ya Tuhan, berarti ini kan cincin milik Mars? Ya, Mars adalah pacarku, yang sangat kusayang. Seingatku, tadi malam dia masih disini? Sekarang kenapa cincinnya ada di atas kasurku?
Aku pun bangkit untuk mandi, lalu berdandan. Aku pun memakai gaun yang kupilih bersama Mars waktu itu. Gaun berwarna biru langit selutut dan sepatu putih. Ya, setelah ini aku berencana pergi ke apartemen Mars, mengembalikan cincin ini. Mars, tunggu ya :)
Tak lama kemudian, kuhentikan mobilku di depan apartemen Mars. Ya, aku pun langsung masuk dan menuju ke kamar Mars. Saat aku akan memencet belnya, ternyata Mars membuka pintunya. Dia sudah rapi sekali.
"Mars?" sahutku
"Hey Venus. Mau apa kesini?" jawab Mars.
"Lho? Kamu lupa yang tadi malam?" tanyaku heran.
"Tadi malam? Apa?" kata Mars keheranan.
"Beneran kamu lupa, Mars?" tanyaku lagi.
"Ngomongin apa sih? Beneran deh, apa tadi malam??" jawab Mars heran.
Dia mengatakannya sambil mengangkat tangannya. Cincin yang biasanya kami pakai bersama tak ada di jarinya. Aku kaget.
*kriiiing kriiiing...* Ponsel Mars berbunyi, memecahkan keheningan di antara kami.
"Hai sayang, iya aku udah mau berangkat. Kamu tunggu aja ya? Iya, udah mau jalan banget kok. Tunggu ya.."
"Eh Venus,udah dulu ya? Pacarku udah nunggu nih. Daaaah !" kata Mars sambil berjalan meninggalkanku.
Dan dari sini, yang bisa kulihat hanyalah punggung tegaknya yang berjalan menjauh..
*************
Aku pun berjalan dengan langkah gontai ke kamarku. Aku terduduk di dekat jendela, sambil memandangi cincin itu. Cincin Mars.
"If you ain't here I just can't breathe.. It's no air, no air.."
Lagu No Air yang daritadi mengalun seiring dengan hancurnya hatiku. Mimpiku. Duniaku. Mars..
Di pikiranku, tak bisa kutemukan alasan. Duniaku tiba-tiba terbalik. Mars? Kemana Marsku yang dulu?
Terlintas di pikiranku ketika kami bersama, ketika kami tertawa, dimana setiap moment begitu berarti. Dimana setiap pesan yang ia kirim membuatku tersenyum, setiap tingkahnya membuat duniaku berwarna.
Mars, you were my sun, the moon.. You were my everything.
Tak pernah terpikirkan bagaimana jika bertemu denganmu lagi, Mars. Apalagi kita di dalam satu organisasi yang sama. Aku tak mungkin menghindarimu, Mars. Apalagi hatiku. Jujur, pengakuanmu waktu itu membuatku kaget. Sekaligus bahagia. Seorang Mars mencintai seorang Venus. Tapi kenapa Mars, kenapa begini??
Yang kutahu, untuk saat ini, aku hanya bisa menguatkan diriku sendiri. Walaupun aku juga bertanya, bagaimana hidupku tanpamu, Mars..
TBC >>
Komentar
Posting Komentar