--
Beberapa perasaan mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata, apalagi bagiku yang memang kesulitan untuk mengungkapkan segalanya dengan berbicara.
Beberapa perasaan memang tak harus dimengerti, karena mungkin mereka sulit bahkan tak bisa dimengerti. Mereka hanya bisa dirasakan..
Merasakan semuanya butuh waktu, dan membiasakannya pun butuh waktu. Sama halnya antara saya dengan kamu, saya butuh waktu banyak untuk belajar tentang kamu. Waktu yang banyak tak cukup, saya butuh proses yang mungkin akan makan waktu seumur hidup untuk bisa mengerti kamu seutuhnya.
Kamu seperti makhluk Tuhan lainnya, yang anehnya sulit dimengerti oleh saya yang bahkan seorang deep-thinker. Kamu membuatku membenci dirimu, membenci kenapa aku mau-maunya belajar dan terikat pada seseorang sepertimu. Tapi kembali lagi, perasaan tak harus dimengerti, tapi dirasakan.
Mungkin aku hanya tak terbiasa dengan ini. Aku hanya butuh pembiasaan diri. Aku benci diriku yang merindukanmu dalam diam, menatapmu tanpa kata.
Kata orang, diam adalah teriakan terkuat hatimu di saat mulutmu tak mampu. Lagi, aku hanya bisa diam saat melihat semuanya, bahkan yang tak aku suka. Aku hanya bisa mendekapmu dalam bayang, karena aku memutuskan untuk tak mengikatmu terlalu kuat. Biarlah takdir yang mengikat kita, biarlah kisah antara kamu dan aku mengalir dalam sungai kehidupan tanpa ujung.
Mungkin aku takkan pernah mengerti tentang bagaimana bisa jadinya begini, namun itu kembali semuanya.. Karena aku bukanlah kamu. Mungkin aku nggak akan pernah ngerti, dan memang tak harus semuanya dimengerti secara logika.
Sekarang aku mulai membenci diriku yang tak terbiasa tanpa kamu, sekecil apapun itu. Katakanlah jika ini hanyalah 1% dari 100%, namun tetap saja segalanya sangat berarti.
Dan aku nggak pernah ngerti kenapa dengan mudahnya kamu bisa begitu.
Biarlah hanya aku yang mengerti semua ketakutanku, biarlah aku yang menyimpan semuanya dan menguburnya dengan berbagai canda dan tawa. Aku hanya bisa menyiapkan berbagai macam rencana, namun itu juga biarlah hanya aku yang tahu.
Biarkan aku melukis asa dalam hening, menjagamu tanpa rengkuhan, dan menyayangimu dalam diam.
Beberapa perasaan memang tak harus dimengerti, karena mungkin mereka sulit bahkan tak bisa dimengerti. Mereka hanya bisa dirasakan..
Merasakan semuanya butuh waktu, dan membiasakannya pun butuh waktu. Sama halnya antara saya dengan kamu, saya butuh waktu banyak untuk belajar tentang kamu. Waktu yang banyak tak cukup, saya butuh proses yang mungkin akan makan waktu seumur hidup untuk bisa mengerti kamu seutuhnya.
Kamu seperti makhluk Tuhan lainnya, yang anehnya sulit dimengerti oleh saya yang bahkan seorang deep-thinker. Kamu membuatku membenci dirimu, membenci kenapa aku mau-maunya belajar dan terikat pada seseorang sepertimu. Tapi kembali lagi, perasaan tak harus dimengerti, tapi dirasakan.
Mungkin aku hanya tak terbiasa dengan ini. Aku hanya butuh pembiasaan diri. Aku benci diriku yang merindukanmu dalam diam, menatapmu tanpa kata.
Kata orang, diam adalah teriakan terkuat hatimu di saat mulutmu tak mampu. Lagi, aku hanya bisa diam saat melihat semuanya, bahkan yang tak aku suka. Aku hanya bisa mendekapmu dalam bayang, karena aku memutuskan untuk tak mengikatmu terlalu kuat. Biarlah takdir yang mengikat kita, biarlah kisah antara kamu dan aku mengalir dalam sungai kehidupan tanpa ujung.
Mungkin aku takkan pernah mengerti tentang bagaimana bisa jadinya begini, namun itu kembali semuanya.. Karena aku bukanlah kamu. Mungkin aku nggak akan pernah ngerti, dan memang tak harus semuanya dimengerti secara logika.
Sekarang aku mulai membenci diriku yang tak terbiasa tanpa kamu, sekecil apapun itu. Katakanlah jika ini hanyalah 1% dari 100%, namun tetap saja segalanya sangat berarti.
Dan aku nggak pernah ngerti kenapa dengan mudahnya kamu bisa begitu.
Biarlah hanya aku yang mengerti semua ketakutanku, biarlah aku yang menyimpan semuanya dan menguburnya dengan berbagai canda dan tawa. Aku hanya bisa menyiapkan berbagai macam rencana, namun itu juga biarlah hanya aku yang tahu.
Biarkan aku melukis asa dalam hening, menjagamu tanpa rengkuhan, dan menyayangimu dalam diam.
Komentar
Posting Komentar