Kata Mereka
Beberapa hari ini kembali semuanya disibukkan oleh berbagai masalah, termasuk masalah cinta. Cinta adalah hal mendasar di dunia ini yang semua orang pasti mengalaminya.
Hari ini, saya melihatnya. Saya mendapat pertanyaan, "Apa salah jika kita membandingkan pasangan dengan orang lain?"
Saya pikir, itu hanyalah hal wajar. Namun terlepas dari itu, pasangan kita adalah masih tetap seorang manusia biasa dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Mungkin kita akan menemukan hal yang lebih dari orang lain, namun tetap, bagiku, dengan membuat komitmen dengan orang lain, itu adalah masalah menerima kekurangan dan kelebihan, masalah usaha bagaimana untuk selalu berjuang bersama, dan masalah meluangkan waktu bersama orang tersebut. Karena sama, saya pun selaku manusia biasa punya kelebihan dan kekurangan.
Saya sering berpikir, bahkan membandingkan diri saya dengan orang lain. Malah berpikir, "seharusnya dia mendapatkan orang yang lebih baik dari saya."
Namun kembali lagi, orang itu bukanlah kamu. Dia punya alasan mengapa mengikatmu, dan itu juga yang menjadi alasan mengapa ia memilihmu padahal masih ada wanita ataupun pria lain yang lebih menarik dan lebih-lebih lainnya di luar sana.
Dan mungkin kita juga harus belajar. Belajar berhenti membandingkan, karena kadang membandingkan hanya akan membuat semuanya terasa lebih buruk. Belajar mensyukuri dan bahagia dengan hal-hal kecil yang ada dalam hubungan. Membicarakan masalah sekecil apapun, sebelum itu jadi bom waktu.
Jika memang semuanya serius, maka yang namanya belajar mengenai pasangan adalah pembelajaran seumur hidup. Maka semuanya harus disikapi secara bijak. Belajar mengerti dan memahami semuanya, walaupun entah sampai mana batasnya.
Hubungan antara dua orang memang rumit, mau dibuat sesederhana apapun. Namun jika ada tekad dari keduanya, semuanya akan berjalan dengan baik, mau diterpa badai sekuat apapun, mau diterjang ombak dari laut manapun.
"Cinta nggak butuh apa-apa. Dia cuma butuh komitmen dan usaha keras dari dua orang yang memang ingin bersama"
Saya ingat ucapan saya beberapa hari yang lalu pada seorang teman.
"Kamu tau? Sayang sama seseorang itu kayak pasir."
"Kenapa?"
"Kalo kamu biarin pasirnya dengan tangan terbuka, dia akan habis terbawa angin diterjang waktu. Artinya, jangan terlalu membiarkan orang yang kamu sayang terlalu sering tanpa kamu, atau dia akan pergi karena sudah belajar bagaimana hidup tanpa kamu.
Kalo kamu genggam pasirnya terlalu erat, dia bakal habis keluar dari sela-sela jari kamu. Artinya, kalo kita terlalu ngiket dia ataupun posesif, dia bakal nggak nyaman dan akhirnya pergi ninggalin kamu,
Kalo kamu cuma taruh pasirnya di tangan dan digenggam biasa, maka pasirnya nggak akan berkurang. Jaga pasirnya baik-baik.. Artinya, dengan kamu menggenggamnya biasa dan nggak ngiket, maka dia nggak akan kemana-mana. Bahagia itu sederhana, melakukan segala sesuatu sewajarnya."
Hari ini, saya melihatnya. Saya mendapat pertanyaan, "Apa salah jika kita membandingkan pasangan dengan orang lain?"
Saya pikir, itu hanyalah hal wajar. Namun terlepas dari itu, pasangan kita adalah masih tetap seorang manusia biasa dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Mungkin kita akan menemukan hal yang lebih dari orang lain, namun tetap, bagiku, dengan membuat komitmen dengan orang lain, itu adalah masalah menerima kekurangan dan kelebihan, masalah usaha bagaimana untuk selalu berjuang bersama, dan masalah meluangkan waktu bersama orang tersebut. Karena sama, saya pun selaku manusia biasa punya kelebihan dan kekurangan.
Saya sering berpikir, bahkan membandingkan diri saya dengan orang lain. Malah berpikir, "seharusnya dia mendapatkan orang yang lebih baik dari saya."
Namun kembali lagi, orang itu bukanlah kamu. Dia punya alasan mengapa mengikatmu, dan itu juga yang menjadi alasan mengapa ia memilihmu padahal masih ada wanita ataupun pria lain yang lebih menarik dan lebih-lebih lainnya di luar sana.
Dan mungkin kita juga harus belajar. Belajar berhenti membandingkan, karena kadang membandingkan hanya akan membuat semuanya terasa lebih buruk. Belajar mensyukuri dan bahagia dengan hal-hal kecil yang ada dalam hubungan. Membicarakan masalah sekecil apapun, sebelum itu jadi bom waktu.
Jika memang semuanya serius, maka yang namanya belajar mengenai pasangan adalah pembelajaran seumur hidup. Maka semuanya harus disikapi secara bijak. Belajar mengerti dan memahami semuanya, walaupun entah sampai mana batasnya.
Hubungan antara dua orang memang rumit, mau dibuat sesederhana apapun. Namun jika ada tekad dari keduanya, semuanya akan berjalan dengan baik, mau diterpa badai sekuat apapun, mau diterjang ombak dari laut manapun.
"Cinta nggak butuh apa-apa. Dia cuma butuh komitmen dan usaha keras dari dua orang yang memang ingin bersama"
Saya ingat ucapan saya beberapa hari yang lalu pada seorang teman.
"Kamu tau? Sayang sama seseorang itu kayak pasir."
"Kenapa?"
"Kalo kamu biarin pasirnya dengan tangan terbuka, dia akan habis terbawa angin diterjang waktu. Artinya, jangan terlalu membiarkan orang yang kamu sayang terlalu sering tanpa kamu, atau dia akan pergi karena sudah belajar bagaimana hidup tanpa kamu.
Kalo kamu genggam pasirnya terlalu erat, dia bakal habis keluar dari sela-sela jari kamu. Artinya, kalo kita terlalu ngiket dia ataupun posesif, dia bakal nggak nyaman dan akhirnya pergi ninggalin kamu,
Kalo kamu cuma taruh pasirnya di tangan dan digenggam biasa, maka pasirnya nggak akan berkurang. Jaga pasirnya baik-baik.. Artinya, dengan kamu menggenggamnya biasa dan nggak ngiket, maka dia nggak akan kemana-mana. Bahagia itu sederhana, melakukan segala sesuatu sewajarnya."
Komentar
Posting Komentar