Memeluk Kelemahan
Nggak ada yang sempurna di dunia ini. Semuanya punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jangankan manusia, beli ponsel atau apapun juga punya kekurangan kan. Nggak ada yang spesifikasinya beneran sempurna. Seakan sempurna sih ada. Tapi yang benar-benar sempurna, ya jelas nggak ada.
Masing-masing dari kita punya keluarga, sahabat, maupun pasangan. Semuanya tentu punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mungkin aja secara fisik menarik, tapi sifatnya nggak sesempurna itu. Mungkin secara sifat menarik, tapi fisiknya biasa aja.
Kalau dirunut, makin lama kenal sama orang, makin kenal juga kita sama sifatnya dia. Baiknya dimana, buruknya dimana, apa yang dia sukai dan enggak. Dan makin lama kenal, yang kita butuh lama-lama ya hanya kesabaran dan pengertian yang lebih aja, supaya hubungan kita dengan mereka-mereka ini baik-baik aja.
Ya memang sih kalau dipikir, semua manusia juga ada kadar nyebelinnya masing-masing. Tapi, akhir-akhir ini, aku selalu ingat omongan bosku : semua orang juga kalau dicari ada kurangnya.. tapi ya kita fokus ke kelebihannya aja. Yang baik-baiknya aja. Kalau pas nemu kekurangannya, ya ketawa ajalah (mungkin ini juga yang bikin suasana kantor seringnya positif, kalo nemu masalah ya kita beresin sambil ketawa-ketawa).
Dengan banyak sabar dan nggak banyak emosi, kita jadi melatih emosi kita jadi lebih dewasa. Dengan banyak mengerti orang, kita jadi bisa lebih ngerti kalau masalah kita kadang nggak ada apa-apanya dibandingkan mereka. Dan dengan banyak sabar dan ngertiin orang juga, kita menghindari masalah dan emosi negatif yang sebenernya nggak kita butuhin.
Mungkin orang tua kita protektif dll. Tapi kita harus sadar, mereka melakukannya karena sayang sama kita. Melarang ini itu, dicerewetin ini itu. Dan makin dewasa, kita jadi merindukan sifat mereka yang begitu (kerasa juga sih, udah makin gede udah makin nggak pernah dimarahi dan ditegur orang tua tentang ini itu, kadang kangen juga heu~)
Mungkin ada sahabat-sahabat dekat kita yang omongannya pedes banget, suka bikin kita sakit hati. Tapi setelah dipikir, mungkin omongannya ada benarnya juga. Mungkin ada mereka yang kecerdasannya nggak setinggi kita, tapi sabar banget buat jadi good listener. Mungkin ada juga mereka yang sibuk banget tapi selalu luangin waktu buat kita.
Mungkin ada pasangan kita yang fisiknya biasa aja, tapi dia selalu bisa dampingin kita di saat susah dan senang. Sabar menghadapi kelakuan kita. Mau nerima kejelekan kita juga.
Tapi, seringkali karena segalanya berjalan dari hari ke hari, tahun ke tahun, kita jadi nggak ngerasa bersyukur. Yang kita lihat kadang cuma kelemahan mereka aja : ya terlalu protektif lah, ya kurang cerdas lah, ya sosibuk lah, ya ini itu lah..
Dan mungkin kita juga terlalu sering memakai sudut pandang diri sendiri. Pernah dapet kutipan yang ngena banget yang kira-kira isinya begini : When everything seems to be against you, maybe it is you who turns your back to the world. Jadi.. Coba pakai sudut pandang lain untuk menerima ini :)
Kalau dipikir secara mendalam, semua orang punya kelemahan, kekurangan, hal-hal nyebelin, dan kealayan. Tapi, itu semua bukan berarti mereka nggak punya kelebihan. Bukan berarti mereka bermaksud melukai atau memberi hal negatif ke kita. Bukan berarti juga mereka nggak sayang dan nggak peduli sama kita. Mungkin, mungkin aja, cuma penyampaiannya yang salah. Mungkin aja kita yang terlalu fokus nyari kesalahan mereka, sehingga dari 99 kebaikan yang mereka lakukan, kita fokus sama 1 kesalahan yang mereka perbuat.
Kalau nyari orang yang benar 100% atau bahkan 99% cocok dengan kita, mau sampai ke ujung duniapun, kita nggak akan temui. Yang ada, kitanya yang malah capek nyari, dan mungkin juga nyesel karena melepaskan mereka yang benar-benar mau nerima kita. Hanya karena bahasa cinta yang beda.
Bahasa cinta yang beda itu gimana sih? Ya misal gini. Ada si A yang ngasihtau kamu dengan keras dan kamu nggak bisa dikasihtau dengan keras. Ada seorang suami yang mikir quality time sama istrinya tuh cukup hanya dengan nonton bareng, tapi si istri sukanya skinship. Ya ora nyambung :)) Tapi, disini, kita juga harus dengan mata dan pikiran terbuka memahami bahwa ini hanyalah perbedaan yang sebenarnya maksudnya sama-sama positif. Bukan berarti nggak sayang, nggak cinta, atau bagaimana. Tapi, perbedaan ini, bisa kita komunikasikan dan kondisikan supaya lebih bisa memahami satu sama lain.
Semua orang punya kelemahan. Tapi, lebih mudah menerima kelebihan mereka dan memeluk kelemahan mereka. Karena apa? Makin kesini, makin susah nemu orang yang beneran tulus sama kita. Beneran ngejadiin kita prioritas di atas banyak hal. Beneran mau memahami kita di saat kita di fase ternyebelin hidup kita. Mau mendengarkan kita walaupun yang kita omongin nggak penting. Mau jadi tong sampahnya masalah-masalah kita, walaupun cuma jadi good listener. Nggak ngerasa kebebanan dengan hal-hal nyebelin dari diri kita. Dan orang-orang yang punya kriteria itu nggak banyak.
Kalau mau kelemahan kita dipeluk, jelas kita harus berani memeluk kelemahan mereka duluan. Kalau mau dipahami, pastinya kita juga harus berusaha untuk memahami mereka dulu. Bagaimanapun, di dunia ini, apalagi makin dewasa, kewajiban seseorang makin menumpuk. Tapi, dengan mengetahui kalau mereka selalu ada, rasa-rasanya hidup baik-baik aja. Karena dengan mengetahui ada beberapa orang di dunia ini yang benar-benar care sama kita tuh.. rasanya.. Ya menenangkan aja gitu. Walaupun misal dengan punya mereka juga masalah kita nggak beres. Tapi seenggaknya memperingan. Walaupun dengan punya mereka stress nggak akan terhindarkan. Tapi seenggaknya meredakan. Dan banyak lagi.
Jadi.. Sebaiknya kita harus mulai melatih diri untuk banyak liat yang baik-baiknya dari seseorang. Banyak liat yang baik-baiknya juga dari sebuah situasi. Fokusin ke hal-hal yang bisa kita lakukan untuk meredakan sebuah situasi negatif. Karena menjadi pribadi yang positif menarik hal-hal yang positif juga.
Pernah nonton webinar dan narasumbernya bilang begini : tahu algoritmanya Facebook? Makin banyak kita klik sesuatu, hal yang muncul juga akan terus mengikuti. Banyak klik hal negatif, ya yang muncul suggestnya terus hal negatif. Begitu juga hal positif, banyak diklik ya kita akan dapat suggestnya juga hal positif. Begitu juga dalam hidup, kalau kita negatif, ya akan menarik hal negatif. Jadi kalau Anda dapatnya hal-hal negatif kayak atasan suka marah-marah terus, masalah terus, dll, mungkin bukan salah mereka, mungkin Andalah yang kelewat negatif.
Jadi.. Mari belajar untuk menjadi pribadi yang positif dan selalu bersyukur. Peluklah mereka yang menyayangi kita apa adanya. Jangan disia-siakan. Kata Sujiwo Tejo juga : Jangan sengaja pergi agar dicari, jangan sengaja lari agar dikejar. Berjuang tak sebercanda itu.
Memeluk kelemahan memang tak sebercanda itu. Tapi, seni tertinggi dalam kehidupan, adalah dengan memaafkan. Memaafkan itu ya termasuk memahami, mengerti, mendukung, dan menerima. Dengan memaafkan, kita menyembuhkan diri sendiri, dan juga orang lain.
Karena hanya kebekuan yang susah memaafkan - Sujiwo Tejo.
Komentar
Posting Komentar